Kalau kita
membaca kepala-kepala berita di semua surat kabar dan situs berita dewasa ini,
akan nyata terlihat dan terasa bahwa dunia ini makin bergejolak dan tidak
menentu. Berbagai krisis sosial ekonomi, politik, bahkan moral dan agama,
selalu mewarnai perkembangan dunia. Bahkan ke mana pun kita menengok di sekitar
lingkungan kita sendiri, ada rasa ketidaknyamanan, ketidakpastian dan bahkan
ketakutan, dengan segala sesuatu yang terjadi di depan mata kita.
Yesus dan murid-murid-Nya di Bukit Zaitun |
(Matius
24:4-8)
4 Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan
ada orang yang menyesatkan kamu! 5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai
nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. 6 Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang
perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan
bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di
berbagai tempat. 8 Akan tetapi semuanya itu barulah
permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
(Lukas 21:8-11)
8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia,
dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan
pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi
dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." 10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit
melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai
tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal
yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
Perhatikanlah ayat 8 dari Matius pasal 24. Bunyinya:
"Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru." Istilah Yunani yang diterjemahkan menjadi "penderitaan
menjelang zaman baru" di sini adalah odinon,
yang secara harafiah dapat diartikan sebagai "sakit bersalin" atau
"rasa sakit menjelang melahirkan". Pemahaman lebih dalam dari istilah
ini memberi kita perspektif yang penting dalam memaknai tanda-tanda zaman yang
dinubuatkan Yesus.
Sebagaimana
sakit bersalin yang dialami seorang perempuan, seiring waktu meningkat baik
intensitas maupun frekuensinya, begitu pula tanda-tanda yang disebutkan Yesus
itu akan mengalami peningkatan yang serupa menjelang kedatangan-Nya.
Ambillah
salah satu contoh dari tanda-tanda tersebut: gempa bumi (Matius 24:7, Lukas
21:11). Jika kita amat-amati,kejadian kegempaan di tempat manapun di seluruh
dunia cenderung meningkat baik intensitas berupa besarnya goncangan dan
kerusakan yang ditimbulkan maupun frekuensi kejadiannya, dengan
masing-masingnya memakan korban ratusan bahkan ribuan jiwa meninggal dan
luka-luka. Berikut ini adalah data statistik kejadian kegempaan (6 SR atau
lebih) di seluruh dunia yang penulis dapatkan dari ProphecyUpdate.com:
Periode
(Tahun)
|
Jumlah Kejadian Kegempaan
|
1890 - 1899
1900 - 1910
1910 - 1930
1930 - 1940
1940 - 1970
1970 - 1980
1980 - 1989
1990 - 1994
1995 - 2004
2004 - 2014
|
1
3
4
5
13
56
310
747
1484
1841
|
Dari data
di atas, nampak jelas adanya peningkatan. Ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa
bumi semakin tidak stabil, makin berisiko sebagai tempat hunian manusia, dan
setiap saat siap memakan korban lebih banyak lagi.
Yoel 2:30
yang juga menguraikan tanda-tanda Akhir Zaman, menyebutkan di antaranya
"api dan gumpalan-gumpalan asap", yang mungkin sekali mengacu kepada
letusan gunung berapi. Sebagaimana
halnya gempa bumi, letusan gunung berapi pun mengalami peningkatan di seluruh
dunia, fenomena yang para ahli pun sulit menjelaskan penyebabnya. Tahun 2013
mencatat rekor jumlah terbanyak letusan gunung berapi di seluruh dunia dalam
setahun (dibanding tahun-tahun sebelumnya), dan tahun berikutnya, 2014, bahkan mencatat lebih
banyak lagi. Sekitar 90% peristwa gempa bumi dan 75% letusan gunung berapi di
dunia terjadi di sepanjang area yang disebut "Cincin Api" (Ring of Fire). Dalam beberapa bulan belakangan
sudah tercatat berbagai letusan gunung berapi besar di Peru, Hawaii, Rusia,
Reunion Island, Alaska, dan bahkan Indonesia sendiri. Fenomena aneh ini, di
mana begitu banyak gunung berapi meletus dalam waktu begitu berdekatan, bahkan
nyaris bersamaan, menyebabkan terkumpulnya sejumlah besar partikel debu di
atmosfer yang memblokir sinar matahari, hingga pada gilirannya menyebabkan
cuaca dingin yang ekstrim di beberapa tempat di dunia, dan dalam jangka panjang
dapat memperparah kejadian gagal panen dan kelaparan di seluruh dunia.
Tanda
lainnya adalah kelaparan global (Matius
24:7, Lukas 21:11), yang saat ini tengah melanda sekitar 1/6 dari 6 milyar
penduduk bumi, dan menyebabkan kematian tidak kurang dari 34.000 ribu jiwa per
HARI. Ditambah lagi tingkat malnutrisi yang parah yang diderita 34 juta
anak-anak di seluruh dunia dan mengambil nyawa sekitar 1 juta dari anak-anak
ini per tahunnya. Menurut perkiraan Science
Daily, kurang dari 40 tahun lagi dunia akan menghadapi krisis pangan
yang serius akibat menurunnya ketersediaan lahan pertanian, air dan energi.
Di samping
kelaparan, Yesus juga menyebut sampar
(sebutan lain bagi wabah penyakit) sebagai tanda lain yang menyertainya. Wabah
penyakit berbahaya yang tengah mengancam dunia saat ini adalah HIV-AIDS, Ebola,
SARS, DBD, dan penyakit-penyakit lama yang muncul kembali seperti TBC, kolera
dan polio -- berlawanan dengan ramalan para ahli beberapa dasawarsa yang lalu
bahwa kemajuan di bidang medis dan kedokteran akan menghilangkan
penyakit-penyakit ini; yang terjadi justru sebaliknya, virus penyakit-penyakit
ini malah bermutasi menjadi lebih kebal terhadap antibiotik dan metode
pengobatan standar modern yang kita miliki sejauh ini. Dewasa ini, dari total
59 juta kematian di seluruh dunia per tahunnya, sekitar setengahnya (atau 30
juta) diakibatkan oleh penyakit. Tingginya tingkat kepadatan penduduk, rendahnya
tingkat sanitasi, peperangan dan kemiskinan, ikut menyuburkan penyebaran
penyakit. Di sisi lain, kemajuan dalam transportasi murah dan cepat, khususnya
melalui udara, yang menyebabkan makin intensifnya pergerakan manusia dari satu
tempat ke tempat lainnya di seluruh dunia, malah memperbesar kemungkinan
penyebaran virus penyakit berbahaya hingga ke tempat-tempat yang jauh hanya
dalam hitungan hari. Contohnya, kasus Ebola: sejak awal penyebarannya di Afrika
Barat pada bulan Maret 2014 hingga Februari 2015, virus Ebola telah mengambil
9.177 nyawa manusia di 6 negara, termasuk Amerika Serikat.
Deklarasi berdirinya Negara Israel, 14 Mei 1948 |
Sejak
penumpasan pemberontakan bangsa Yahudi oleh penjajah Romawi pada tahun 135 M,
diikuti pengusiran besar-besaran terhadap mereka keluar dari tanah nenek moyang
mereka, serta-merta terhenti juga eksistensi mereka sebagai suatu bangsa,
kehilangan tanah tumpah darah, kehilangan identitas kebangsaan. Mereka tersebar
ke tengah-tengah segala bangsa, seringkali mengalami penganiayaan, dan
dipandang sebagai kelompok yang terpinggirkan, terbuang, dan tak diinginkan. Pusat
spiritual, religius, dan nasional mereka, yakni Bait Allah yang berlokasi di
Yerusalem, sudah dihancurkan. Dipulihkannya kembali status mereka sebagai
bangsa di tanah leluhur mereka sendiri
pada tahun 1948 itu tentulah menjadi penting, karena penggenapan nubuat-nubuat
Akhir Zaman yang sebagian besar berpusat di Tanah Israel ini menuntut adanya
kehadiran umat pilihan ini di sana, sebagai pemegang peran sentral di dalamnya.
Salah satu
contoh nubuat tersebut terdapat di dalam Mazmur 83, yang berisi doa memohon
pertolongan dari Allah Israel terhadap ancaman bangsa-bangsa di sekeliling umat
Allah ini yang berencana jahat hendak menyerang dan menghancurkannya. Asaf,
penulis mazmur ini, adalah seorang "pelihat" (1
Tawarikh 25:2, 2 Tawarikh 29:30, 35:15), dan koalisi bangsa-bangsa yang
disebutkan di dalam mazmur ini belum pernah ada di sepanjang sejarah Israel,
sehingga boleh dikatakan mazmur ini bersifat nubuat, yakni menggambarkan
peristiwa yang masih akan terjadi di masa depan. Perhatikanlah nama
bangsa-bangsa yang disebut di situ beserta lokasi/letak negeri-negeri tempat
bangsa-bangsa itu berdiam. Nyata bahwa setiap negeri itu, di masa sekarang ini
ditempati oleh negara/komunitas Arab yang memusuhi Israel dan menginginkan
kehancurannya. Bahkan jika memperhatikan perkembangan situasi di sana
belakangan ini, penggenapan nubuat Mazmur 83 ini sangat mungkin dapat terjadi
dalam waktu dekat.
Bangsa
"Palestina", yang di sini diwakili oleh "Edom" (Tepi Barat,
di bawah Otoritas Palestina) dan "Filistea" (Jalur Gaza, di bawah
Hamas), sudah lama memimpikan pengambilalihan seluruh tanah leluhur Israel
untuk mereka jadikan Negara "Palestina". Begitu pula
"Asyur" (Lebanon/Hezbollah, dan Suriah/ISIS), yang semuanya sama-sama
menganut ideologi radikal yang mengamanatkan penghapusan kaum Yahudi dari muka
bumi. "Hagar" (Mesir), "Ismael" (Arab Saudi) dan
"Amon" (Yordania) hingga saat ini masih relatif moderat, tapi
masing-masing negara ini tengah berjuang melawan gerakan-gerakan ekstremis
Islam dari dalam maupun luar. Jika gerakan-gerakan ekstrim ini berhasil
menguasai negara-negara tersebut, maka rampunglah pembentukan koalisi
bangsa-bangsa dalam Mazmur 83, dan kita tinggal menunggu penggenapannya saja.
Salah satu
contoh lain nubuat Akhir Zaman ini adalah Yehezkiel 38-39, yang menguraikan
tentang penyerangan oleh koalisi bangsa-bangsa terhadap Israel. Koalisi
bangsa-bangsa ini berbeda dari yang diuraikan dalam Mazmur 83, karena kali ini
melibatkan bangsa-bangsa yang tidak bertetangga/berbatasan langsung dengan
Israel. Koalisi ini dipimpin oleh Gog dari tanah Magog,
yang oleh mayoritas ahli nubuat Alkitab diyakini sebagai Rusia modern sekarang
ini. Sebagaimana halnya dalam Mazmur 83, koalisi dalam Yehezkiel 38-39 ini pun
belum pernah terjadi dalam sejarah; dan jika menyimak perkembangan akhir-akhir
ini, hubungan kerjasama antara bangsa-bangsa yang disebutkan, khususnya antara
Rusia dan Iran ("Persia"), terutama di bidang militer, makin erat dan intensif; di lain
pihak, Iran dewasa ini adalah salah satu negara yang paling vokal menyuarakan
sikap anti-Israel. Jadi boleh dibilang, nubuat Yehezkiel 38-39 ini sudah
memasuki proses penggenapannya, dan boleh jadi kita akan melihatnya terjadi
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dari segi
kronologis, ada indikasi kuat bahwa agresi multinasional versi Mazmur 83
mendahului Yehezkiel 38-39. Perhatikan Yehezkiel 38:11 yang berbunyi :
"Engkau berkata: Aku akan bangkit bergerak menyerang tanah yang
kota-kotanya tanpa tembok dan akan mendatangi orang-orang yang hidup
tenang-tenang dan diam dengan aman tenteram; mereka semuanya diam tanpa tembok
atau palang atau pintu gerbang." Ini mengisyaratkan bahwa pada waktu
serangan besar-besaran di bawah pimpinan Gog (Rusia) itu terjadi, Israel sedang
dalam keadaan aman dan damai, bebas dari rasa takut akan bahaya dan ancaman
musuh. Hal ini belum pernah dirasakan sejak berdirinya Negara Israel pada tahun
1948, karena bangsa-bangsa Arab di sekelilingnya selalu berusaha melakukan
penyerangan, baik secara frontal maupun melalui aksi-aksi terorisme, yang
bahkan bermuara pada beberapa kali perang besar (di antaranya 2 kali perang
besar melawan Hamas di Jalur Gaza). Rasa aman dan damai itu barulah dirasakan
sesudah koalisi bangsa-bangsa Arab dalam Mazmur 83 itu terpukul kalah dan
binasa sama sekali, sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
Alkitab
juga menubuatkan bahwa pada hari-hari terakhir, kota Yerusalem yang adalah
ibukota Israel sejak masa purbakala, akan menjadi sumber perebutan dan pertentangan yang
sengit. Nabi Zakharia menubuatkan demikian:
(Zakharia
12:3, 9)
3 Maka pada waktu itu Aku akan membuat
Yerusalem menjadi batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang
mengangkatnya pastilah mendapat luka parah. Segala bangsa di bumi akan
berkumpul melawannya.
9 Maka pada waktu itu Aku berikhtiar
untuk memunahkan segala bangsa yang menyerang Yerusalem."
Komunitas
Arab yang mewakili umat Islam dunia, telah lama mengklaim hak atas kota
Yerusalem, yang mereka sebut Al-Quds. Komunitas internasional pun tak
ketinggalan menyerukan agar kota Yerusalem dibagi dua dan diserahkan
sebahagiannya kepada rakyat "Palestina", dan mereka ramai-ramai
menolak hak mutlak Israel atas seluruh kota Yerusalem.
Panorama kota Yerusalem |
Tragisnya,
nas Alkitab di atas juga menubuatkan akan adanya penghakiman Allah atas
"segala bangsa yang menyerang Yerusalem", yakni mereka yang menggugat
hak Israel atasnya.
Dari
deretan nabi Perjanjian Lama, boleh dibilang yang paling lengkap dan rinci
menubuatkan Akhir Zaman adalah DANIEL. Salah satu nubuatnya yang paling
terkenal adalah pada waktu ia menjelaskan mimpi raja Nebukadnezar yang berupa
penglihatan akan sebuah patung besar yang per bahagiannya dari kepala sampai
kaki melambangkan kerajaan-kerajaan besar dunia secara berurut, mulai dari
kerajaan Nebukadnezar sendiri (Babel) hingga kerajaan terakhir yang akan
ditumbangkan pada waktu Mesias datang (Daniel 2:31-45).
Nubuat
terkenal lainnya dari Daniel adalah yang menguraikan tentang "70 x 7
masa" yang telah ditetapkan Allah bagi bangsanya, Israel (Daniel 9:24-27):
25
Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa
Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang
yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali
tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan
paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.
24
Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang
kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan
kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan
penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.
Malaikat Gabriel mendatangi Daniel |
26
Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang
telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat
seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan
menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan
dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.
27
Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama
satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan
korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang
yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang
membinasakan itu."
Para ahli
Alkitab bersepakat menafsirkan "7 masa" dalam ayat-ayat di atas
sebagai "7 tahun". Menurut sejarah, perintah untuk membangun kembali
kota Yerusalem itu dikeluarkan oleh Koresy, raja Persia, pada tahun 445 s.M.
(Nehemia 2:1-8), dan jarak antara waktu dikeluarkannya perintah itu hingga
waktu kedatangan "yang diurapi" (Mesias) adalah
"(7x7)+(62x7)" masa = 483 masa. Dengan menggunakan sistem perhitungan
Yahudi (360 hari/tahun), maka sampailah kita pada tahun 30 M sebagai waktu
kedatangan Mesias. Hal ini digenapi dengan tepat, karena pada waktu inilah
Yesus memasuki kota Yerusalem (Matius 21:1-9), diikuti penyaliban-Nya (ayat
26).
Periode
"69x7 masa" itu sudah lewat serta tercatat dalam sejarah, dan para
ahli Alkitab pun bersepakat bahwa sejak berakhirnya periode "69x7
masa" itu, yang ditandai dengan peristiwa Pentakosta (turunnya Roh Kudus)
dan lahirnya Gereja (dari kalangan Yahudi dan bangsa-bangsa lain), maka Allah
"menghentikan sementara" perhitungan 70x7 masa itu, dan masih
menyisakan 1x7 masa yang terakhir, yang
sekaligus akan menjadi 7 tahun terakhir bagi dunia ini. Saat ini kita tengah
menjalani masa sela yang panjang antara "69x7 masa" yang sudah lewat
itu dan "1x7 masa" yang tersisa itu, dan masa sela ini, yang disebut
"Zaman Anugerah" atau "Zaman Bangsa-bangsa", akan berakhir
pada peristiwa pengangkatan Gereja (Rapture)
sebagaimana diuraikan dalam 1 Tesalonika 4:16-17 .
Masih
banyak lagi nubuat-nubuat Akhir Zaman yang tercantum dalam Alkitab, dan yang
diuraikan di sini hanyalah sekelumit, sebahagian kecil saja; namun kiranya
cukuplah untuk menggambarkan situasi dunia sekarang ini, yang intinya
menegaskan bahwa kedatangan Sang Mesias Penyelamat dunia ini sudah dekat, sudah
di ambang pintu.
Siapkah
Anda menyambut kedatangan-Nya?