Anda pernah dengar istilah “Law of
Attraction”? Secara harafiah diterjemahkan sebagai “Hukum Tarik-Menarik”, juga
dikenal sebagai “The Secret” (Rahasia), atau “New Thought” (Gagasan Baru), istilah
ini mengacu pada suatu gagasan bahwa kita selaku pribadi memiliki hubungan
dengan suatu “sumber energi universal”, dan bahwa pikiran dan perasaan kita
memiliki kemampuan untuk memanipulasi “energi universal” ini sesuai keinginan
kita. Menurut “Law of Attraction”, pikiran dan perasaan kita dapat menarik
energi positif ataupun negatif, tergantung pada apa yang kita pikirkan atau
rasakan, entah positif atau negatif. Ide dasar yang terkandung dalam “Law of
Attraction” adalah bahwa kita semua punya kemampuan untuk menentukan takdir dan
masa depan kita sendiri, menciptakan kenyataan hidup kita sendiri, menjadi dan
memiliki apapun yang kita inginkan, dengan cara menerapkan konsep “Law of
Attraction” ini di dalam pikiran kita sepenuhnya secara konsisten, terus
menerus.
Definisi Google tentang “Law of
Attraction” adalah: “suatu kepercayaan bahwa “suka menarik suka” (like attracts like), dan bahwa dengan
berfokus pada pikiran-pikiran yang positif ataupun negatif, seseorang dapat mencapai
hasil yang juga positif atau negatif”. Melalui penyelidikan lebih mendalam atas
kepercayaan ini, dapat terungkap bahwa “Law of Attraction“ berakar pada
kepercayaan bahwa manusia dan pikirannya
terdiri dari energi murni yang dapat menarik energi yang
sama.
Istilah “Law of Attraction” sendiri
baru muncul dan mulai digunakan pada akhir 1800-an, tapi mulai populer melalui
film “The Secret” (2006). dan sebuah buku yang diterbitkan dengan judul yang
sama, di mana diajarkan bahwa “apapun yang diinginkan atau diperlukan seseorang
dapat terpuaskan dengan mempercayai suatu akibat, dengan memikirkannya berulang-ulang,
dan mempertahankan suatu kondisi emosional yang positif demi “menarik” akibat
yang diinginkan itu”.
Harus diakui, ada “sedikit”
kebenaran di dalam “Law of Attraction” ini, walau sayangnya pada
perkembangannya menjadi tidak alkitabiah dan juga tidak logis. Misalnya, ia
mengajarkan bahwa pikiran positif ataupun negatif kita dapat mempengaruhi
kesehatan fisik kita. Ini memang benar, dan ilmu kedokteran pun telah
membuktikannya, karena stress dan kecemasan yang berkelanjutan memang
berpengaruh buruk pada kesehatan, sementara kegembiraan dan suasana hati yang
damai dapat mempercepat penyembuhan dari suatu penyakit. Bahkan jauh sebelum
ilmu kedokteran modern, Alkitab sudah menyatakan hal ini (misalnya Amsal17:22). Namun hal ini terjadi oleh karena memang demikianlah cara Allah
merancang tubuh kita, dan bukan karena adanya “hubungan” antara kita dengan
suatu “energi universal”, atau adanya tarik-menarik antara pikiran positif atau
negatif kita dengan “hasil” positif atau negatif yang mempengaruhi kita secara
fisik.
Kesalahan kedua dari “Law of
Attraction” adalah penekanannya pada harta kekayaan. Alkitab banyak berbicara
mengenai kekayaan dan cara mengelolanya (Amsal 13:11, 17:16, 22:7, dll.).
Pencapaian finansial kita adalah melalui kerja keras disertai pengelolaan
keuangan secara bijaksana. Satu-satunya pengaruh nyata dari “pemikiran positif”
adalah untuk mendorong kita bekerja lebih keras dan lebih berhati-hati dalam
hal pengeluaran.Sesungguhnya, memusatkan pikiran semata-mata pada kekayaan
justru bertentangan dengan ajaran Alkitab (Pengkhotbah 5:10, Lukas 12:15, 2Timotius 6:10).
Kesalahan mendasar dari “Law of
Attraction” adalah pandangannya mengenai Allah. Baginya, Allah (kalaupun Ia
ada) tak lebih dari suatu “energi universal” yang dapat dimanipulasi oleh
pikiran ataupun perasaan kita. Pandangan “Law of Attraction” tentang Allah pada
dasarnya bersifat panteistik (semua
adalah Allah), dan menolak konsep tentang Allah sebagai satu Pribadi yang Berdaulat
dan mengendalikan segala sesuatu; sebaliknya, konsep “Law of Attraction” adalah
bahwa kitalah yang mengendalikan hidup kita sendiri dalam segala seginya. Alkitab
justru mengajarkan sebaliknya (Mazmur 139:16, Daniel 4:34-35).
Bahkan ada sebuah situs pro “Law of
Attraction” yang mencoba menerapkan konsep (yang seolah-olah) alkitabiah, dan
menerangkan bahwa konsep “Law of Attraction” itu sendiri sebenarnya bersumber
dari Alkitab! Situs ini antara lain mengutip kata-kata Tuhan Yesus dalam Markus 11:24 dan
menafsirkannya sebagai memuat konsep “Law of Attraction”. Juga ajaran-ajaran
Tuhan Yesus lainnya mengenai kuasa doa dan iman, sebenarnya tidak lain adalah
konsep “Law of Attraction” juga. Penyesatan yang nyaris sempurna! “Nyaris”,
karena situs ini sama sekali tidak mengutip ayat semacam Yakobus 4:3, yang secara
gamblang menyatakan bahwa doa yang sangat terkonsentrasi sekalipun, penuh “iman”
sekalipun, takkan berbuah apa-apa jika bertentangan dengan kehendak Allah.
Dalam pandangan “Law of Attraction”,
kita semua adalah “inkarnasi Allah”, bahkan kita adalah allah-allah bagi diri
kita sendiri, yang mampu mengendalikan kenyataan dan masa depan kita sendiri.
Kebohongan ini bukanlah suatu hal baru, bahkan inilah kebohongan pertama dan
utama yang dipakai iblis untuk menyesatkan manusia. yakni bahwa manusia mampu
mencapai “pengetahuan” yang menjadikannya sama seperti Allah (Kejadian 3:5).
Bahkan iblis sendiri jatuh karena hal yang sama (Yesaya 14:13-14, Wahyu 20:10).
Konsep dari kekuatan pikiran yang
diajarkan “Law of Attraction” ini bukanlah hal baru. Kisah di dalam Kejadian3:1-5 mengacu kepada konsep ini. Yang “ditawarkan” iblis kepada Hawa adalah
semacam pengetahuan supranatural, yang kita ketahui kemudian ternyata berubah
menjadi kutukan yang mendatangkan maut bagi manusia. Pertanyaannya adalah: benarkah
manusia memiliki kekuatan di dalam pikirannya yang dapat menyebabkan perubahan
secara supranatural?
Atas pertanyaan ini, Alkitab
memberi jawab demikian: Segala kuasa ditentukan oleh Allah dan tunduk pada
Allah (Ayub 1:12, Mazmur 147:5, Matius 28:18, Yohanes 19:11, Roma 8:38-39,
13:1, Efesus 3:1-12, Kolose 1:13-17, 2:15, 1 Petrus 3:22, Yudas 1:25). Pikiran
manusia tidak memiliki kekuatan supranatural apapun pada dirinya sendiri (Ulangan8:14-18, Lukas 8:22-25, Efesus 2:1-7, 6:10-13, 2 Petrus 1:3). Segala kuasa manusia
hanya dapat diperolehnya dari Allah (Mazmur 68:35, Amsal 3:27, Pengkhotbah5:19, Yesaya 40:27-31, Zakharia 4:6, Markus 6:7, Lukas 24:49, Yohanes 1:12,
Kisah 1:7-8).
Walaupun demikian, “Law of Attraction” mengajarkan
baik secara terbuka maupun secara rahasia, hal-hal seperti: meditasi (terpisah
dari firman Allah), yoga, kekuatan dari berpikir positif, “pikirkan dan jadilah
kaya” (think and grow rich),
psikoterapi kontemplatif, dll., yang sebenarnya bukanlah konsep-konsep baru, melainkan
hanya didaur ulang dan diberi nama-nama baru, sehingga mudah diterima di kalangan
masyarakat yang lebih luas; walaupun sudah banyak pula penelitian yang
membuktikan bahwa konsep-konsep ini paling banter hanya memberi keyakinan palsu
kepada orang-orang bahwa mereka memiliki kemampuan melakukan hal-hal yang
membantu mereka “mencapai potensi terbaik” mereka. Alkitab menyebut
praktek-praktek semacam ini tidak lain adalah “penyembahan kepada setan-setan” (1Korintus 10:20-21, I Timotius 4:1), yang selayaknya dihindari oleh orang Kristen.
“Law of Attraction” yang sedemikian menarik
kemasannya karena mengajarkan bahwa manusia memiliki “kuasa” untuk menciptakan
peristiwa-peristiwa yang bersifat supranatural melalui pikiran yang
terkonsentrasi kepada sesuatu hal tertentu, sesungguhnya tidak lain adalah penyembahan
kepada roh-roh jahat yang sudah berlangsung dan dipraktekkan sejak zaman kuno,
namun diberi bentuk, nama dan kemasan baru.
Kebenaran yang sesungguhnya adalah:
segala sesuatu ada dalam kendali Allah. Bagian kita adalah menyelaraskan diri
kita dengan Allah, berusaha mengerti isi hati-Nya dan mengenal kehedak-Nya.
Ketimbang mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan dan kesenangan duniawi,
seperti yang diajarkan oleh “Law of Attraction”, lebih baik kita mencari
hubungan dengan Allah, dan membiarkan Dia menempatkan keinginan hati-Nya ke
dalam hati kita, sehingga pikiran kita dapat bersesuaian dengan pikiran-Nya
(Mazmur 37:4-6).
Tuhan Yesus memberkati kita
sekalian, Amen!
Ya suka tidak suka, percaya atau tidak percaya, alam semesta yang Tuhan ciptakan memiliki sebuah sistim atau hukum alam yang mengatur didalamnya.LOA adalah salah satu hukum alam diantara banyak hukum lainnya. Apa yg anda bayangkan dan rasakan dgn emosi yg mendalam,dalam kurun waktu tertentu akan datang menghampiri anda. Sama halnya dgn hukum grativasi, anda melompat dari ketinggian 2 meter, akan berbeda impactnya jika anda melompat dari ketinggian 100meter (silahkan dicoba saja, namun resiko ditanggung pelaku ya :)). Saya pun yakin, pemilik situ ini pasti secara tidak sadar pernah dalam hidupnya membayangkan sesuatu lalu merasakannya, dan entah darimana, tiba apa yg pernah dibayangkan terjadi. Pertanyaanya..mengapa jika saya membayangkan uang 100milyar di rekening saya seringkali gagal? atau kita membayangkan memiliki mobil Ferrari atau Lamborghini, mengapa lama sekali terwujud? Jawabannya ya karena kita TIDAK PERCAYA dan mudah sekali bagi Tuhan memberikan anda 100milyar atau mobil Ferrari kepada anda. Faktanya diluar sana, Tuhan mengijinkan banyak orang memiliki uang 100milyar, Tuhan juga banyak mengijinkan banyak orang untuk memiliki Ferrari, Lamborgihini,dkk? heheheh
ReplyDeleteBetul..Tuhan menciptakan banyak hukum alam dan spiritual. Jika paham maka kita bisa memiliki lompatan iman. Di LOA juga kalau dipelajari adl hanya yg selaras dg Tuhan dan alam semesta sbg ciptaan Tuhan yg diperuntukkan bagi manusia, itu yg terwujud. Jd tetap dasarnya adl kehendak Tuhan dan keselarasan kt dg itu, Kalo dlm Alkitab udh jelas hukumnya jika kamu didalamKu dan firmanKu tinggal didalam kamu,mintalah apa saja....Saya sangat belajar Alkitab dan dibawa lebih mudah memahami ttg iman stlh mempelajari juga LOA,metafisika dll..itu semua ciptaan Tuhan untuk memudahkan Dia bekerja. Bagaimana anda menjelaskan pd org cara Tuhan menjawb doa jutaan manusia per detik ? Tuhan membuat sistem dan hukum..ada hukum tabur tuai, ada hukum penebusan, ada hukum taurat, dan hukum2 alam.LOA itu hanya sangat kecil dibandingkan Kuasa Tuhan. Jd yg bilang sesat itu juga terlalu obsesif kali..yg menuhankan apalagi..hehe
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih..artikelnya sangat memberkati.
ReplyDeleteBanyak ajaran yang tampaknya benar tapi menuju kesesatan.
Iblis pun memakai Firman Tuhan untuk mencobai Yesus di padang gurun.
Ujilah setiap roh yang datang, krn iblis pun menyamar sbg malaikat terang.
TYM